Kemendagri Minta Dukcapil Permudah Dokumen Pemilih Pilkada yang Terdampak Erupsi Gunung Lewatobi

Kemendagri Minta Dukcapil Permudah Dokumen Pemilih Pilkada yang Terdampak Erupsi Gunung Lewatobi

Jakarta, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, meminta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) mempermudah dokumen pemilih Pilkada 2024 yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini disampaikan Bima Arya setelah menggelar rapat koordinasi bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Rabu (13/11/2024). Bima mengatakan, masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi semaksimal mungkin harus tetap bisa menggunakan hak pilihnya di Pilkada Serentak 2024. Karena itu, Wamendagri menutukan, pentingnya untuk melakukan pendataan dan pemetaan antar instansi mengenai jumlah pengungsi, jumlah TPS, kesiapan penyelenggara, KPPS, dan logistik yang menunjang gelaran Pilkada. "Tadi saya minta juga secara langsung kepada Dukcapil untuk memudahkan, artinya ketika dokumen-dokumen kependudukannya (warga) itu rusak atau hilang, maka bisa dimudahkan hanya dengan menggunakan biodata saja," ucap Bima, kepada wartawan di kantor KPU RI, Jakarta, Rabu.

Ia menekankan, Dukcapil agar dapat jemput bola menyediakan data-data pemilih yang nantinya dapat dikoordinasikan dengan KPUD dan TPS. Diketahui, status tanggap darurat erupsi Gunung Lewotobi berlangsung sampai 31 Desember 2024. "Tentunya dalam konteks tanggap darurat ini segala sesuatu yang berbeda pasti akan ada penyelesaian-penyelesaian yang dimungkinkan dan dibenarkan secara undang-undang," tuturnya. Sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi kembali naik pada Selasa (12/11/2024) malam. Hal tersebut memicu kepanikan warga dan mengakibatkan evakuasi besar-besaran. Terbaru, ada ratusan warga di tiga desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT dievakuasi ke posko pengungsian sejak Selasa malam. Tiga desa tersebut yakni Desa Hikong, Kringa, dan Timutawa.

"Proses evakuasi masih berlangsung sampai pagi ini, dengan situasi yang masih terkendali," jelas Humas Polres Sikka, Ipda Yermi Soludale, Rabu. Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mencatat ada 13.116 orang yang mengungsi per Selasa pukul 20.00 WIB. "Sampai dengan tadi malam pengungsi sebanyak 13.116,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hironimus Lamawuran, dikutip dari Kompas.com. Meski banyak warga yang dievakuasi, namun ada beberapa orang yang masih bertahan di rumah untuk menjaga harta dan ternaknya.

Seorang warga Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Sikka, Mia Hala, menceritakan bahwa warga di desanya alami kepanikan. Kepanikan tersebut dipicu suara gemuruh yang terdengar pada Selasa (11/11/2024) malam. Bahkan, rumah warga bergetar berbarengan dengan erupsi Gunung Lewotobi. "Tadi malam gemuruhnya mengerikan, rumah bergetar, dan sampai pagi ini masih terdengar,” ujarnya.

sumber : tribunnews

Scroll to Top