Jakarta, Untuk memperkuat pemahaman dan penerapan sistem identitas digital, Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri menerima kunjungan kehormatan dari HE. Priit Turk, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Estonia untuk Republik Indonesia, di Command Center, Ditjen Dukcapil, Jakarta, pada Kamis (19/12/2024). Estonia, yang dikenal sebagai negara paling maju dalam hal transformasi digital, berbagi pengalaman mereka mengenai identitas digital dan sistem pelayanan publik berbasis digital dalam sebuah sharing session dengan Ditjen Dukcapil. Kunjungan ini menjadi ajang pembelajaran berharga bagi Indonesia dalam upaya memperkuat sistem Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang sedang dikembangkan.
Dalam pertemuan tersebut, HE. Priit Turk disambut langsung oleh Plh. Direktur Integrasi Data Kependudukan Nasional, Mensuseno. Keduanya berdiskusi mengenai sistem e-Identity yang telah diterapkan di Estonia, sebuah sistem yang memungkinkan penduduknya mengakses hampir seluruh layanan pemerintah secara daring tanpa hambatan. Diskusi ini berlangsung dengan suasana yang produktif, penuh antusiasme dari kedua pihak yang ingin saling belajar dan berbagi praktikan terbaik. Yang Mulia Priit Turk dengan antusias menjelaskan bagaimana transformasi digital di Estonia telah menjadi landasan dalam berbagai aspek kehidupan warganya. Menurutnya, penerapan identitas digital yang terintegrasi tidak hanya memberikan kemudahan akses layanan tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. “Identitas digital memungkinkan kami menciptakan sistem yang transparan dan efisien. Warga Estonia dapat membayar pajak, mengakses layanan kesehatan, hingga memberikan suara dalam pemilu dengan cara yang mudah dan aman,” ujar Priit Turk. Ia juga menambahkan bahwa sistem ini dibangun dengan mempertimbangkan aspek perlindungan data pribadi yang ketat untuk memastikan keamanan informasi setiap warga.
Dubes Estonia ini menjelaskan bahwa identitas digital mereka mencakup beberapa solusi canggih yang dirancang untuk mendukung kehidupan modern. Salah satu inovasi utama adalah Kartu Identitas Elektronik atau ID-Card, yang tidak hanya berfungsi sebagai identitas nasional tetapi juga dilengkapi dengan chip berteknologi tinggi. Chip ini menyimpan data pribadi serta sertifikat digital yang memungkinkan autentikasi dan tanda tangan elektronik. Selain itu, ada Mobile-ID, solusi berbasis telepon seluler yang memberikan kenyamanan bagi pengguna untuk mengakses layanan digital dari perangkat mereka. Terakhir, Estonia juga memperkenalkan Smart-ID, aplikasi berbasis perangkat lunak yang menawarkan fleksibilitas tinggi tanpa memerlukan kartu fisik. Ketiga solusi ini dirancang untuk saling melengkapi dan memastikan proses yang aman dan terpercaya tanpa bergantung pada perekaman biometrik. Selama sesi diskusi, Estonia menekankan pentingnya interoperabilitas data yang tinggi dalam mendukung layanan publik. HE. Priit Turk menegaskan bahwa teknologi yang diterapkan di Estonia tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi birokrasi yang berlebihan. “Kami percaya bahwa teknologi adalah alat untuk memberdayakan masyarakat, bukan sekadar sarana administrasi. Oleh karena itu, kami selalu mengutamakan kebutuhan pengguna dalam setiap inovasi,” jelasnya.
Di sisi lain, Mensuseno memaparkan bahwa Indonesia juga telah mengambil langkah maju melalui pengembangan KTP-el atau Kartu Tanda Penduduk Elektronik. Sistem ini telah mengintegrasikan teknologi biometrik untuk perekaman data wajah dan sidik jari. Meskipun pendekatan Indonesia berbeda dengan Estonia, langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperkuat akurasi dan keamanan dalam pengelolaan data penduduk. Mensuseno juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini juga tengah mendorong implementasi Identitas Kependudukan Digital (IKD). “Kami sedang mengembangkan IKD sebagai bagian dari upaya digitalisasi administrasi kependudukan. IKD tidak hanya memudahkan akses masyarakat ke berbagai layanan, tetapi juga menjadi langkah besar menuju integrasi data yang lebih baik,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya inovasi ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat modern, di mana layanan publik yang cepat, aman, dan inklusif menjadi kebutuhan utama. Mensuseno mengatakan, pengalaman Estonia memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia. “Kami akan terus berupaya mengintegrasikan teknologi terbaru dalam sistem administrasi kependudukan. Pengalaman Estonia menjadi dorongan kuat bagi kami untuk memperkuat efisiensi dan keamanan layanan publik di Indonesia,” ujarnya.
Plh. Dirjen Dukcapil Handayani Ningrum pada kesempatan terpisah mengaku optimistis bahwa sharing session seperti ini akan membawa Indonesia lebih cepat maju dengan penerapan teknologi digital yang lebih komprehensif dalam pengelolaan data kependudukan. "Dengan tetap menjunjung tinggi prinsip keamanan dan perlindungan data pribadi, kami berharap langkah ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sekaligus menciptakan pelayanan publik yang lebih modern, cepat, dan efisien," kata Handayani seraya menambahkan, "Sharing session seperti ini memberikan energi baru untuk mempercepat transformasi digital." Dukcapil*** sumber : dukcapil.kemendagri.go.id